MasanegaOfficial – Gondanglegi. Minggu, 30 Juli 2023. Workshop bertajuk Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka dilangsungkan kemarin (29/7) di aula madrasah yang diikuti oleh seluruh tenaga pendidik MTsN 1 Malang. Ini menjadi salah satu ikhtiar bahwa MTsN 1 Malang tak pernah berhenti dalam mengembangkan potensi dan kompetensi tenaga pendidiknya.
Kepala Madrasah, Drs. H. Nasrulloh, M.Pd.I, dalam sambutannya mengatakan bahwa bagaimana proses mendidik anak segala hal akan diusahakan. Segala kegiatan tersebut dilakukan pasti akan berdampak kepada diri anak yang akan tampak dalam rentang waktu cepat atau lambat.
“Harus diyakini bahwa usaha tidak akan sia-sia manakala diawali dengan niat, dikerjakan dengan kesungguhan, dan diiringi dengan doa. Banyak hal yang mesti diusahakan untuk anak-anak kita selama mereka belajar di MTsN 1 Malang. Oleh karena itu Bapak Ibu, mari kita bersama-sama berproses yang baik dalam segala kegiatan yang direncanakan oleh madrasah, khususnya yang nantinya punya dampak bagi anak-anak kita.” Tutur beliau sekaligus membuka kegiatan workshop.
Pada workshop kali ini MTsN 1 Malang mendatangkan Bapak Dr. H. Widayanto, M.Pd, widyaiswara dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Beliau menjadi salah satu nara sumber favorit karena semangatnya dan tidak bosan-bosan memotivasi peserta untuk lebih berkembang menjadi pendidik yang disenangi anak-anak, kreatif, dan inovatif.
Dalam paparannya beliau mengingatkan kembali bahwa untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka sebelum guru mengajar di awal tahun mereka harus sudah siap dengan 4 komponen/ perangkat pembelajaran yaitu CP, TP, ATP dan MA.
Berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP), bersama dengan rumpun guru mata pelajaran menentukan Tujuan Pembelajaran (TP). Setelah TP terbentuk, maka guru harus memetakan TP tersebut dalam masing-masing kelas yaitu 7, 8 dan 9. Pemetaan ini disebut dengan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Setelah mempunyai ketiga komponen tersebut maka guru harus membuat Modul Ajar (MA).
Dalam mengimplemantasikan Kurikulum Merdeka dikenal dengan dua macam pembelajaran, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan proyek. Pembelajaran intrakurikuler dilaksanakan oleh guru sedangkan pembelajaran proyek dilakukan oleh tim fasilitasi yang sudah ditunjuk oleh Kepala Madrasah, Wakil Kepala, bersama dengan Tim Pengembang Kurikulum.
Pembelajaran intrakurikuler dan proyek harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Pembelajaran intrakurikuler meliputi kompetensi kognitif dan keterampilan sedangkan pembelajaran proyek di madrasah meliputi P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dan P2RA (Profil Pelajar Rohmatan Lil’alamin). Proyek ini dilakukan untuk menilai sikap spiritual dan sosial peserta didik.
Peserta workshop semakin bersemangat ketika Pak Wid (sapaan akrabnya) mengadakan tes secara online. Ini membuat peserta semakin antusias dan lebih bersemangat mengikuti kegiatan hingga akhir.